Category Archives: Hukum

Hari Lingkungan Hidup dan Refleksi Pelestarian Hutan Pesisir Bangkalan

        Salah satu kawasan hutan manggrove di pesisir pantai utara Bangkalan

        Hari Lingkungan Hidup se-dunia yang jatuh pada tanggal 5 Juni 2011, kemarin, tampaknya memberikan arti tersendiri bagi Kabupaten Bangkalan, sebagai salah satu wilayah kepulauan  Madura yang memiliki keadaan alam yang kompleks terdiri dari daratan dan perairan. Berangkat dari Tema HLH 2011 yang ditetapkan oleh UNEP adalah  Forest : Nature At Your Service” dan tema untuk Indonesia adalah ” Hutan Penyangga Kehidupan “, mendesak kita untuk segera mengevaluasi dan mengkalkulasi kembali seberapa jauh konsistensi yang bisa diwujudkan dalam menganut model pembangunan yang berbasis lingkungan.
        
       Terlepas dari berbagai adanya rencana akselerasi pembangunan dan pengembangan wilayah di beberapa kawasan pesisir Bangkalan, yang berdampak pada alih fungsi kawasan. Beberapa upaya pelestarian kawasan hutan telah dilakukan pada kurun waktu lima belas tahun terakhir ini. diantaranya adalah pembangunan hutan bakau disepanjang kawasan pesisir utara maupun pesisir selatan Bangkalan. Beberapa jenis tanaman mangrove yang cocok ditanam di dua kawasan ini disamping jenis bakau, api-api dan tinjang, juga cocok pula untuk jenis pohon nipah (arosbaya). Hutan mangrove sepanjang pesisir Bangkalan ini, beberapa tahun ini telah berhasil mengurangi tingkat abrasi lair aut dan menjadi habitat beberapa jenis satwa dan aneka ragam hayati kehidupan laut.
       

Penanaman Mangrove di pantai Tengket, Arosbaya

       Di beberapa kawasan tertentu, ketebalan dan luas lahan hutan mangrove ini semakin bertambah setiap tahun, karena  intensifnya usaha penghijauan yang dilakukan instansi terkait. Akan tetapi terdapat pula beberapa lokasi kawasan pesisir yang sampai saat ini belum dapat dihutankan lantaran tingginya tingkat abrasi air laut yang disebabkan curamnya bibir pantai, seperti di pesisir wilayah Tnjung Bumi, Klampis, Sukolilo Timur, Batah Barat, Pangpajung maupun beberapa kawasan pesisir lainnya. . Beberapa kali usaha penanaman bibit mangrove di kawasan kritis ini telah dilakukan, akan tetapi tidak membuahkan hasil, kebanyakan karena diterjang maupun terbawa arus ombak. 

Hutan bakau di pantai Langpanggang, Modung

      Terlepas dari usaha penghijauan di seluruh pesisir Bangkalan, maka untuk mengurangi dampak abrasi, beberapa upaya terus dilakukan di beberapa kawasan pesisir yang kritis tersebut, diantaranya dengan membangun sejumlah bangunan ‘ break water ‘,  tangkis laut maupun pembentukan terumbu karang di beberapa lokasi yang pantainya bersebelahan dengan jalan raya.


                                                                                             Hutan jati di kawasan Geger

        Salah satu kawasan hutan di Bangkalan yang masih tetap terpelihara baik adalah hutan jati yang berada di kawasan geger, dataran tertinggi Bangkalan (< 240 m dari permukaan air laut. Kawasan yang masuk kategori hutan konservasi ini terintegrasi dengan makam ‘potre koneng’ yang legendaris. Sebagai salah satu objek wana wisata dan wisata religi, wilayah ini juga direncanakan dikembangkan menjadi arena olahraga hicking dan para layang karena ketinggiannya yang sangat ideal da panorama alamnya yang indah.

         Hasil produksi hutan Kabupaten baik yang berasal dari pengelolaan hutan rakyat maupun hutan negara dibawah pengelolaan Perum Perhutani, kapasitas produksinya terbilang cukup signifikan. Dari tingkat produksi kayu yang ada, akasia merupakan jenis pohon yang paling potensial menyumbangkan hasil kayu sebesar 47.950,00 M3, disusul oleh pohon jati sebesar 5.282,00 M3. Hasil produksi hutan yang lain adalah kayu mahoni, sengon, bambu maupun kayu pulai.

Tinggalkan komentar

Filed under Agama, Budaya, Ekonomi, Hukum, Lingkungan Hidup, Peraturan Daerah, sosial, Wana Wisata